Sabtu, 16 April 2011

Insomnia memicu kematian?

Yaaaaak, akhir akhir ini sering banget deh ngalamin insomnia, nama bekennya sih insom. Selalu sebelum jam 4 pagi nggak bakalan bisa tidur, entahlah mungkin karena banyak utang. Tapi setelah dihitung-hitung semua utang ane udah lunas tuh, alhamdulillah mungkin keajaiban. Yaaaak ternyata insom ini kayaknya lagi ngetren banget nih di kalangan anak muda apalagi sejak lahirnya smartphone. Iya lahir, smartphone ini sekarang banyak dilahirin ama produsen produsen elektronik yang saling bersaing satu sama lain. Tapi isi postingan ini bukan mau ngebahas soal smartphone dan teman-temannya. Bukaaaaaaan, tapi bahaya dari insomnia itu sendiri. Mirisnya, insomnia yang akut dan berlarut-larut ini bisa memicu kematian. Ciusss deh, anggepan ini bukannya ga berdasar. Liat aja penelitian dari salah satu media cetak Kompas ini "Ada sebuah penelitian pada tikus percobaan di laboratorium yang terus-menerus dipaksa bangun akhirnya mati dalam dua minggu. Menurut catatan medis, paling lama manusia bertahan tanpa tidur adalah 11 hari. Itu dibuktikan oleh Randy Gardner, remaja 17 tahun yang pada tahun 1967 terus bangun selama 11 hari untuk sebuah kompetensi dansa. Selama tidak tidur ia tidak menderita sakit dan tetap mampu mengikuti kompetisi. Selesai kompetisi, ia lalu tidur selama 14 jam dan tenaganya kembali pulih seperti sedia kala. Namun, contoh tersebut adalah bentuk kurangnya waktu tidur, yang sangat berbeda dengan insomnia. “Sangat tidak biasa bila seseorang bisa tidak tidur selama beberapa hari karena insomnia,” kata dr Michael Thorpy dari Sleep- Wake Disorder Center, Amerika.
Memang ada kasus insomnia yang sangat jarang, yang disebabkan karena faktor genetik, yaitu fatal familial insomnia (FFI). Gangguan tersebut hanya dialami 40 keluarga di seluruh dunia. Akibat FFI, seseorang akan menderita serangan panik, halusinasi, berkurangnya bobot tubuh, demenisa, dan terkadang kematian. Gangguan tidur tersebut menyebabkan penurunan fungsi saraf di otak. Biasanya FFI terjadi pada orang usia paruh baya dan berakhir dengan kematian pada kurun waktu satu atau dua tahun. Thorpy menjelaskan, pada kebanyakan orang, insomnia kronik tidak secara langsung menyebabkan kematian. Namun, kurang tidur bisa memicu gangguan kesehatan serius yang meningkatkan risiko kematian. “Tidur kurang dari tujuh jam setiap hari terkait dengan menurunnya fungsi kognitif, terutama kehilangan konsentrasi, gangguan daya ingat, dan koornidasi tangan dan mata,” kata Thorpy. "
Tuhkan gimana? menurut penelitian diatas, insomnia itu berbahaya banget buat kesehatan. Jadi jangan sok-sokan begadangan deh ya . Karena dari situlah kita entar bakalan ngalamin gangguan tidur, dan bisa-bisa nih kena insomnia. Jadi, tetep jaga pola tidurmu ya guyyssss

0 komentar:

Posting Komentar